Dia adalah ular. Binatang yang memanjang, namun dapat
mematikan. Ironisnya, hewan melata ini akan tertindas ketika terlindas kendaraan
yang melintas. Berdasarkan hasil penelusuran data situs mogenD, http://mogendbike.blogspot.com,
ada beberapa ular yang akhirnya mati mengenaskan di jalanan sejak tahun
2008-2015.
Pada tanggal 13 Desember 2008
ditemukan Ular Picung atau urang Sunda biasa mengenalnya dan Ular Pudak Seruni
untuk wong Jowo mati akibat digilas kendaraan. Begitu pula pada tanggal 28
Maret 2009 tergeletak seekor ular yang sudah gepeng dengan posisi terbalik.
Jadi ngak diketahui jenis ularnya.
Kemudian
tanggal 30 Agustus 2014 diketahui seekor ular dengan corak belang-belang berwarna
merah putih. Kemungkinan besar ini Ular Belang atau Ular Weling. Dan belum lama, pada 28 Maret 2015 kembali ditemukan
ular yang sudah tak bernyawa berjenis Ular Picung. Semua kejadian itu diabadikan
saat kawan-kawan gowes pada hari Sabtu yang menjadi rutinitas olahraga
bersepeda.
Kita hanya berharap semoga ngak ada
lagi ular-ular yang mati sia-sia di jalan. Ini jelas akan memutus mata rantai hidup
yang bisa mengakibatkan keseimbangan lingkungan terganggu.
Berikut
rekomendasi rujukan website soal Ular Picung dan Ular Belang:
-http://id.wikipedia.org/wiki/Weling
Ooo iya dalam perjalanan Sabtu (28/3/2015)
lalu lebih banyak menelusuri jalur-jalur offroad seperti kebun, pematang sawah/empang,
semak-semak, dan sebagainya. Di tengah pematang sawah sempet ngobrol dengan Pak
Tani dan Bu Tani yang sedang memasang jala untuk menghalau padinya dari
serangan burung-burung.
Setelah
itu terdapat insiden kecil, dimana Bang Atrial terjatuh saat berhenti sejenak
di sebuah tegalan empang atau kolam ikan di kawasan Tapos, Kota Depok. Meski
kaki sebelah kiri Bang Atrial kokoh memijak tanah, namun tanpa sadar saat menaiki
sepeda, pijakan kaki kanan berada tepat di bibir kolam yang konturnya sangat miring.
Sudah ditebak, keseimbangannya terganggu dan akhirnya terjun ke dasar empang. Bersyukur,
kejadian tersebut tidak menyebabkan luka, hanya bagian belakang badannya yang basah
bercampur sedikit lumpur. Tak jauh dari lokasi kebetulan ada sungai kecil,
sehingga sebagian badannya yang kotor bisa lekas dibersihkan.
Di akhir perjalanan, untuk melepas
lelah, kawan-kawan beristirahat di warung gado-gado. Posisi yang dipilih persis
di bawah pohon duku yang lagi berbuah. Sambil menyantap makanan dan minuman teh
hangat, di antara rekan-rekan pun saling mengobrol tentang berbagai hal. Dan
yang genjot saat itu di antaranya Bang Atrial, Bang Ghiri, Bang Andi, Aki
Slamet, Djoenie, dan Maslow. Dah dulu ya…
Regards
djoeniE