Rabu, 25 Februari 2015

Dari jalur Landai ke Terjal, (Sabtu, 21 Februari 2015)




Dari jalur landai ke terjal. Setidaknya itulah penggambaran perjalanan sepeda kawan-kawan pada Sabtu (21 Februari 2015) lalu. Awalnya perjalanan ini menapaki jalur-jalur landai alias onroad atawa aspal /beton. Selama perjalanan itu pula Bang Nur sempat jatuh dua kali dan dengkulnya lumayan lecet. Memasuki kawasan Tapos, persisnya dekat areal Jagorawi Golf, rute dialihkan ke jalur terjal atau offroad (tanah).
           
Dalam perjalanan itu, terpaksa kawan-kawan menuntun atau menentang sepeda. Soalnya, jalur yang dilalui merupakan tanah, terkadang kondisinya basah alias becek. Selain itu, terdapat pula jembatan yang harus dilalui baik yang terbuat dari batang kayu atau bambu sampai yang dari besi atau baja seperti jembatan yang berada di Sungai Cikeas.

Hingga akhirnya perjalanan diakhiri dengan menyantap makanan di Rumah Makan (RM) Solo di Jalan Raya Tapos. Oo iya yang genjot kmrn, Bang Nur, Bang Atrial, Bang Ghiri, Pak Haji, Aki, Bang Andi, Bang Iis, djoenie, dan Arip.   

Dah dulu yeee…

djoeniE














































Senin, 09 Februari 2015

Nerabas Semak2 Setinggi Kepala…(Sabtu-7 Februari 2015)



Sebenarnya dalam perjalanan Sabtu (7/2/2015) lalu tidak ada planning mau kemana. Hanya mengikuti arah roda berputar, dari situlah perjalanan mulai mengalir. Eh saking ngawurnya jalan masuk ke kebun Sengon, persisnya yang mengarah ke pinggir Kali Cikeas, perbatasan Bogor-Depok.

            Biasanya kawan-kawan goweser mengenal jalur itu sebagai japingkal (jalur pinggir kali). Tapi setelah menerabas kawasan tersebut, sepertinya jalur itu sudah jarang dilalui.  Ini dibuktikan dengan semak-semak dan ilalang yang sudah menutupi rute. Bahkan, ketinggiaan rumput sudah mencapai kepala orang dewasa.

            Maka tak heran, kaki pada gatal2 kebeset semak2. Belum lagi nyamuk2 kebon yang segede ibu jari nggak berhenti nyentut badan, khususnya bagian kaki. Sebenarnya yang dikhawatirkan dalam perjalanan itu ketemu ular hijau yang biasa ada di dedaunan dan ranting2 pohon. Beruntung ngak ketemu ular kayak gitu. Selain gigitannya nyaris nggak ketahuan, bisanya juga sangat mematikan kalo nggak segera ditanggulangi.
           
Di tengah perjalanan sempat terjadi insiden kecil yakni, mendadak sebuah batang pohon sengon yang sudah rapuh patah dan nyaris menimpa Mas Nur. Tapi accident itu bisa tertangani lantaran tangan Mas Nur refleks menangkap batang berdiameter sekitar 5 cm tersebut.
           
Nah yang jalan kemarin di antaranya Mas Nur, DjoeniE, dan Arip. Di Warung Romod ketemu Aki Slamet dan Mas Andi. Keduanya bermain di kawasan Kranggan. Dah segitu dulu ceritanya. Next nyambung lagi…

Regards

djoeniE