* Timgab mogenD dan Rogads
Seakan mengulang tradisi usai Lebaran tahun lalu. Rekan2 kembali menggelar perjalanan jauh. Untuk perjalanan kali ini dilakoni 11 orang dari tim gabungan (timgab) mogenD dengan kawan2 Rogads (Rombongan Gado Gado atau http://rogads.wordpress.com/).
Mereka berasal dari Cililitan, Condet, Jatijajar, dan perumahan HBTB (Harapan Baru Taman Bunga) Sukatani pada Sabtu (4/10/2008) lalu. Rute Gunung Mas - Bukit Pelangi – Babakan Madang – Sentul – Cimanggis (bagi kawan yang lain sampe Cililitan dan Condet).
Perjalanan dimulai pukul 11.00 WIB and pulang malem (sampe di Cimanggis) jam 21.00 WIB. Nah nyang genjot antara lain Mas Lilik, Pak John, Pak Slamet, Topan, Daud, djoeniE, Pak Pri (HBTB), Mas Heru (Jatijajar), Iyung (Condet), Ogut dan Iwan (Cililitan). Meski sangat melelahkan, tapi genjot kali ini mengasyikan sekali.
Awal perjalanan aman lancar tidak ada gangguan. Hanya kelaparan pagi2 waktu di atas bak mobil mas Lilik. Ya beruntung di Bogor ada tukang bacang dan tahu sumedang yang bisa mengganjal perut. Tak tik pedagang emang pinter. Bacang satu buah Rp 1.000. Murah sih. Tapi pas dibuka tebelan bungkusnya (dari daun kelapa) ketimbang isinya. Tahu sumedangnya juga kecil2 amat. Daripada nggak ada yah bantai aja. Dalam perjalanan juga ada Bg Rizal dan Memet yang lengkap dengan pakaian dinas plus sangkur dan bed Provost. Mereka yang membawa pulang mobil mas Lilik.
Perjalanan terus menuju puncak. Karena di kawasan Gadog macet, mobil diarahkan ke jalan alternatif tembus Pasar Cisarua. Di pasar sempet kejebak traffic jam, sehingga nggak bisa jalan. Kondisi juga jalan sangat sempit dan berbenturan dengan kendaraan arah berlawanan. Situasi crowded beberapa lama. Topan dan Daud terpaksa turun mengatasi situasi. Akhirnya mobil bisa lepas dan masuk Jalan Raya Puncak.
Sampai di warung atas. Seperti biasa rekan2 makan dulu sambil nunggu rombongan Pak Pri (lima orang) yang sedang menuju ke puncak. Mereka memang berangkatnya pisah naek kereta.
Sambil menunggu, keisengan muncul. Di wall of fame warung ada beberapa stiker komunitas sepeda seperti B2W, mtb indonesia, dan sebagainya). Karena mendadak, puter otak nih. Kebetulan bawa kertas dan pulpen. djoeniE dan Daud lantas membuat stiker blog mogenD seadanya. Biar artistik, ujung kertas dibakar dikit - dikit. Trus nempelnya gmana? Gampang aja. Kan ada nasi bekas makan anak2. Karena berdaya perekat, maka pake aja nasi jadi lem. Jadi deh stiker dadakan mogenD nempel di wall of fame bareng dengan stiker biker lainnya.
Setelah ketemu ama romb pak Pri, kita lantas berdoa and langsung cabut. Eh pas di pintu masuk kebun teh ada seorang penjaga. Dia minta duit masuk Rp 2.000 per orang. Padahal tahun lalu maen belum ada. Usai bayar dan foto2, perjalanan dilanjutkan. Situasi jalur memang licin, karena habis hujan. Rekan2 terpaksa ekstra hati2.
Masalah pertama dialami Daud. Rantainya sempat putus di kawasan Cisarua. Awalnya Daud yang dibantu pak Slamet sempet senang karena dalam waktu relatif singkat rante bisa tersambung. Tapi pas dicoba, eh ngak bisa muter. Ternyata Daud salah pasang. Posisi rantai berada di luar FD. Terpaksa deh dibongkar ulang. Yah jadi lumayan lama. Mendekati makan siang, rekan2 singgah di warung pinggir jalan.
Perjalanan kali ini memang diperlukan aktifitas mulut yang berlebih. Karena rekan2 pada kgak tau dan lupa rute menuju Gunung Pancar yang sejogjanya dilalui. Jadi tanya sana tanya sini ama orang. GPS dari hape ms lilik yang baru dicoba juga kurang berfungsi. Karena mas lilik kurang ngerti ngoperasi’innya.
Rekan2 sempet nyasar di kawasan air terjun Cilember. Tapi nggak berlangsung lama. Perjalanan dilanjutkan. Di tengah perjalanan ujan lebat. Kawan2 juga ngiyup di warung sambil nyemil and kopi2. Sampai ke jalur Bukti Pelangi ujan ngak berhenti2. Akibatnya semuanya pada bayah kuyub. Apalagi yang nggak bawa jas/mantel hujan, sebagian ada yang menggigil.
Akhirnya temen2 ngaso dan makan malam di warung soto depan Universitas Pelita Harapan, Sentul. Kagak disangka, Bg Rizal and Memet ada di sono. Rupanya mobil yang mereka bawa mogok. Memet deh yang ngaku harus dorong.
Sepeda djoeniE juga nyaris dibopong dengan mobil lantaran baut quick release (QR) dool alias aus. Beruntung mas Heru bawa cadangan bautnya. Jadi situasi lancar lagi. Rekan2 kembali melanjutkan perjalanan pulang meski minim penerangan. Soalnya, sebagian emang ngak bawa lampu (nggak ngira sampe malem baliknya). Alhamdulillah semua akhirnya kembali ke rumah masing-masing dengan selamat. Dah ye ceritanya.
Regards
djoeniE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar