Kamis, 03 September 2015

DEPOK-CIPANAS PP (107 KM) : Jusss Ban Gembes, Kram, Muntah sampai Tas Hilang (Sabtu-Minggu, 29-30 Agustus 2015)

Sebelum berencana melakukan perjalanan jauh ke D.I. Jogjakarta antara tanggal 11-13 September 2015 mendatang dan Bangkok,Thailand pada bulan April atau Maret 2016, kawan-kawan mogenD (Modal Genjot Doang) melakukan pemanasan dulu.

Kali ini rute dari Tapos (doeloe Cimanggis), Kota Depok  menuju Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat PP (Pulang Pergi). Waktu tempuh dua hari, dari hari Sabtu (29/8/2015) sampai Minggu (30/8/2015) dengan jarak yang dilalui menembus angka 107 km. Nah yang genjot ada delapan orang di antaranya Bang Atrial, Bang Ghiri, Aki Slamet, Aa Dahlan, Aa Dede, Pasung, Aep, dan djoeniE.

Pada hari pertama, genjot di mulai dari Perumahan Kopassus, Pelita 1, Tapos dengan  menyisiri Tol Jagorawi menuju Gadog, Ciawi. Kemudian perjalanan hari kedua dilakukan dari Cipanas ke Tapos full genjot.

Hari Pertama perjalanan banyak lika liku yang dilalui kawan-kawan antara lain memasuki kawasan Sentul, ban sepeda Pasung sempat tertembus paku gede sepanjang 4-5 cm akibatnya jussss langsung bocor. Ban dalam pun lalu diganti. Sebelumnya di Cikuda, kami bertemu plus ngobrol sejenak dengan Bang Nur dan anak buahnya, Arif. Tapi mereka tidak bisa ikut perjalanan lantaran ada pekerjaan.

Kemudian di tengah perjalanan beberapa rekan terpisah meski akhirnya rombongan kembali bertemu. Ada yang mengarah ke Bendungan Katulampa, ada pula yang lempeng menuju SPBU Ciawi. Kemudian, paha kanan dan kiri Aep kram, sehingga tenaga tak bisa diporsir.

Selanjutnya musibah menimpa Aa Dahlan. Tas miliknya hilang lantaran ketinggalan di suatu tempat dan setelah dicari sudah “diselamatkan” alias diambil orang lain. Tas itu berisi sejumlah barang seperti dompet, KTP, kartu ATM, HP, kunci sepeda, dan sebagainya. Ini termasuk kunci sepeda milik Aep yang dititipkan ke tas Aa Dahlan

Untuk mempersingkat waktu, kawan-kawan memutuskan menyewa kendaraan dari pertigaan Gadog, persisnya setelah jembatan Sungai Ciliwung. Awalnya ingin menyewa dua angkot. Tapi karena harganya dianggap relatif mahal, dimana satu angkot bisa Rp 150 ribu (dua jadi Rp 300 ribu), maka diputuskan mencegat truk 3/4. Tak lama melintas sebuah truk warna kuning. Sang sopir hanya mematok harga Rp 100 ribu ke Cipanas. Tanpa proses nego, rekan-rekan pun lantas mengangkut sepedanya ke atas truk.
           
Sampai di dekat Pasar Cipanas, tak jauh dari Istana Kepresidenan, truk dihentikan. Kawan-kawan lalu menurunkan sepeda. Bersamaan dengan itu, seorang rekan juga turun dan berlari menuju sebuah selokan. Selanjutnya dia muntah lantaran mendadak tak enak badan. Dia adalah Pasung. Beruntung kondisi itu berangsur-angsur bisa berlangsung pulih.
           
Usai makan di sebuah warung, perjalanan dilanjutkan menuju villa milik Bang Atrial. Sebelum mencapai lokasi, tiba-tiba paha Aa Dede kram. Tiba di villa, konco-konco lantas membersih diri. Pasung yang tak enak badan lalu minta dikerok sama Aki Slamet. Uniknya, kerokan Aki belum pernah ada di jagat raya ini. Kerokan itu bertuliskan “XTR” wkwkwkw…
           
Tak lama lewat tiga warga yang menawarkan jasa pijatan. Sejumlah rekan pun memanfaatkan tawaran tersebut. Menjelang malam, kawan-kawan mengobrol sambil membahas perjalanan jauh berikutnya. Baru setelah itu, masing-masing berisitirahat.
           
Pagi harinya atau memasuki hari kedua sekitar pukul 06.00 WIB, perjalanan dilanjutkan. Sebelumnya, kami sarapan pagi dari pedagang yang lewat depan villa. Perjalanan diawali menuju Puncak, tepatnya rute Jalur Klasik. Untuk menuju lokasi itu, mayoritas kawan-kawan harus melibas tanjakan panjang dari Cipanas menuju Puncak sepanjang 9-10 km. Selebihnya tiga orang kawan menyewa angkot lantaran kondisi badannya belum fit betul.
           
Sebelum memasuki Jalur Klasik, kami ngopi, ngeteh, dan nyemil roti plus jagung bakar sambil menikmati sinar matahari pagi. Setelah itu, jalur turunan dan terjal pun kita dilibas…Debu tipis terkadang menjadi hambatan, terpaksa beberapa rekan menutup hidungnya.

Di tengah perjalanan lagi-lagi rombongan terpisah. Mas Ghiri dan djoeniE terpaksa melintasi jalur berbeda selepas kantor PTPN Gunung Mas. Di tengah perkebunan teh, ban sepeda djoenie gembes. Beruntung dia bawa ban cadangan, jadi bisa segera diganti. Akhirnya kami kembali bertemu di Gadog, tak jauh dari Masjid Agung Harakatul Jannah setelah melewati Taman Safari Cisarua.
           
Perjalanan pulang kembali dilanjutkan. Di kawasan Sentul, rekan-rekan beristirahat dan menikmati makan siang/sore di sebuah warung yang pada hari pertama juga kita singgahi. Setelah perut terisi makanan, genjot dilanjutkan hingga mendekati 17.00 WIB atau jam lima sore, barulah kita tiba di Perumahan Kopassus, Depok persisnya di rumah Mas Ghiri. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, kami menyempatkan minum dan mengobrol sambil bercanda terkait suka duka perjalanan yang dilakoni. Kayaknya udah deh ceritanya. Ntar disambung lagi…

Regards

djoeniE







           


Tidak ada komentar: