Sebelum
berencana melakukan perjalanan jauh ke D.I. Jogjakarta antara tanggal 11-13
September 2015 mendatang dan Bangkok,Thailand pada bulan April atau Maret 2016,
kawan-kawan mogenD (Modal Genjot Doang) melakukan pemanasan dulu.
Kali ini rute dari Tapos
(doeloe Cimanggis), Kota Depok menuju Cipanas,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat PP (Pulang Pergi). Waktu tempuh dua hari, dari
hari Sabtu (29/8/2015) sampai Minggu (30/8/2015) dengan jarak yang dilalui
menembus angka 107 km. Nah yang genjot ada delapan orang di
antaranya Bang Atrial, Bang Ghiri, Aki Slamet, Aa Dahlan, Aa Dede, Pasung, Aep,
dan djoeniE.
Pada hari pertama,
genjot di mulai dari Perumahan Kopassus, Pelita 1, Tapos dengan menyisiri Tol Jagorawi menuju Gadog, Ciawi. Kemudian
perjalanan hari kedua dilakukan dari Cipanas ke Tapos full genjot.
Hari Pertama perjalanan
banyak lika liku yang dilalui kawan-kawan antara lain memasuki kawasan Sentul,
ban sepeda Pasung sempat tertembus paku gede sepanjang 4-5 cm akibatnya jussss
langsung bocor. Ban dalam pun lalu diganti. Sebelumnya di Cikuda, kami bertemu plus
ngobrol sejenak dengan Bang Nur dan anak buahnya, Arif. Tapi mereka tidak bisa
ikut perjalanan lantaran ada pekerjaan.
Kemudian di tengah
perjalanan beberapa rekan terpisah meski akhirnya rombongan kembali bertemu. Ada
yang mengarah ke Bendungan Katulampa, ada pula yang lempeng menuju SPBU Ciawi.
Kemudian, paha kanan dan kiri Aep kram, sehingga tenaga tak bisa diporsir.
Selanjutnya musibah
menimpa Aa Dahlan. Tas miliknya hilang lantaran ketinggalan di suatu tempat dan
setelah dicari sudah “diselamatkan” alias diambil orang lain. Tas itu berisi
sejumlah barang seperti dompet, KTP, kartu ATM, HP, kunci sepeda, dan
sebagainya. Ini termasuk kunci sepeda milik Aep yang dititipkan ke tas Aa
Dahlan
Untuk mempersingkat
waktu, kawan-kawan memutuskan menyewa kendaraan dari pertigaan Gadog, persisnya
setelah jembatan Sungai Ciliwung. Awalnya ingin menyewa dua angkot. Tapi karena
harganya dianggap relatif mahal, dimana satu angkot bisa Rp 150 ribu (dua jadi
Rp 300 ribu), maka diputuskan mencegat truk 3/4. Tak lama melintas sebuah truk
warna kuning. Sang sopir hanya mematok harga Rp 100 ribu ke Cipanas. Tanpa
proses nego, rekan-rekan pun lantas mengangkut sepedanya ke atas truk.
Sampai di dekat Pasar
Cipanas, tak jauh dari Istana Kepresidenan, truk dihentikan. Kawan-kawan lalu
menurunkan sepeda. Bersamaan dengan itu, seorang rekan juga turun dan berlari
menuju sebuah selokan. Selanjutnya dia muntah lantaran mendadak tak enak badan.
Dia adalah Pasung. Beruntung kondisi itu berangsur-angsur bisa berlangsung
pulih.
Usai makan di sebuah
warung, perjalanan dilanjutkan menuju villa milik Bang Atrial. Sebelum mencapai
lokasi, tiba-tiba paha Aa Dede kram. Tiba di villa, konco-konco lantas
membersih diri. Pasung yang tak enak badan lalu minta dikerok sama Aki Slamet.
Uniknya, kerokan Aki belum pernah ada di jagat raya ini. Kerokan itu
bertuliskan “XTR” wkwkwkw…
Tak lama lewat tiga warga
yang menawarkan jasa pijatan. Sejumlah rekan pun memanfaatkan tawaran tersebut.
Menjelang malam, kawan-kawan mengobrol sambil membahas perjalanan jauh
berikutnya. Baru setelah itu, masing-masing berisitirahat.
Pagi harinya atau
memasuki hari kedua sekitar pukul 06.00 WIB, perjalanan dilanjutkan.
Sebelumnya, kami sarapan pagi dari pedagang yang lewat depan villa. Perjalanan diawali
menuju Puncak, tepatnya rute Jalur Klasik. Untuk menuju lokasi itu, mayoritas
kawan-kawan harus melibas tanjakan panjang dari Cipanas menuju Puncak sepanjang
9-10 km. Selebihnya tiga orang kawan menyewa angkot lantaran kondisi badannya
belum fit betul.
Sebelum memasuki Jalur
Klasik, kami ngopi, ngeteh, dan nyemil roti plus jagung bakar sambil menikmati
sinar matahari pagi. Setelah itu, jalur turunan dan terjal pun kita dilibas…Debu
tipis terkadang menjadi hambatan, terpaksa beberapa rekan menutup hidungnya.
Di tengah perjalanan
lagi-lagi rombongan terpisah. Mas Ghiri dan djoeniE terpaksa melintasi jalur
berbeda selepas kantor PTPN Gunung Mas. Di tengah perkebunan teh, ban sepeda
djoenie gembes. Beruntung dia bawa ban cadangan, jadi bisa segera diganti. Akhirnya
kami kembali bertemu di Gadog, tak jauh dari Masjid Agung Harakatul Jannah
setelah melewati Taman Safari Cisarua.
Perjalanan pulang kembali
dilanjutkan. Di kawasan Sentul, rekan-rekan beristirahat dan menikmati makan
siang/sore di sebuah warung yang pada hari pertama juga kita singgahi. Setelah
perut terisi makanan, genjot dilanjutkan hingga mendekati 17.00 WIB atau jam
lima sore, barulah kita tiba di Perumahan Kopassus, Depok persisnya di rumah
Mas Ghiri. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, kami menyempatkan minum dan
mengobrol sambil bercanda terkait suka duka perjalanan yang dilakoni. Kayaknya
udah deh ceritanya. Ntar disambung lagi…
Regards
djoeniE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar