Rabu, 17 Februari 2016

PUNCAK DIPOWONO: Gobar mogenD, Barakuda, dan eNTe Jogja di Kulon Progo, DI Jogjakarta, Minggu (7/2/2016)

Jogjakarta seperti memiliki magnet tersendiri bagi pengunjung yang pernah singgah ke provinsi itu. Ya setidaknya itu yang dirasakan kawan-kawan mogenD (Modal Genjot Doang) yang kembali bertandang ke Kota Gudeg untuk bergowes ria.

            Jika pada 12 September 2015 lalu, konco-konco mogenD bermain dengan komunitas eNTe (Nanjak Terus) Jogja ke kediaman Kuncen Gunung Merapi, (alm) Mbah Maridjan di Desa Kinahrejo, maka pada Minggu (7/2/2016), mogenD gobar alias gowes bareng dengan komunitas sepeda Barakuda Polsek Pengasih, Polres Wates sebagai tuan rumah.

Nah rute yang dituju dari Polsek Pengasih menuju ke kawasan Taman Wisata Terpadu Hutan Kemasyarakatan Kulon Progo, DI Jogjakarta. Dalam perjalanan itu, juga diikutsertakan rekan-rekan dari eNTe Jogja.






            Seperti pada tahun lalu, perjalanan kami dari Depok terbagi menjadi tiga bagian, ada yang naik pesawat, kereta, dan mobil pribadi plus pick up untuk sepeda. Namun khusus untuk mobil pribadi dan pick up, perjalanan ke Jogjakarta kali ini sempat menguras tenaga, waktu, dan biaya.

Ini mungkin karena libur panjang seiring dengan perayaan Imlek yang jatuh pada Senin, tanggal 8 Februari. Jadi perjalanan pada Jumat malam, tanggal 5 Februari sekitar pukul 23.00 WIB dari markas mogenD di perumahan (Purn) Kopassus, Depok, Jawa Barat ke Jogjakarta terasa melelahkan. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk menuju ke Jogja. Sampai di titik point pertemuan yakni, Polsek Pengasih sekitar pukul 23.00 WIB.

Selain faktor kemacetan, kawan-kawan juga sedikit santai dalam perjalanan. Di beberapa titik sempat istirahat untuk melepas lelah. Bahkan saking santainya, di sekitar warung di Jalan Lintas Purwokerto, Bumiayu, Jawa Tengah, selain mengobrol panjang dan ngopi, malah ada yang bermain karambol dulu.

Hampir 1,5-2 jam kita di warung itu, kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Menjelang
sore, di dekat perlintasan rel terdapat deretan penjual minuman dawet. Reflek, om Pasung pun langsung ngomporin minta berhenti. Mobil pun merapat. Kembali, kawan-kawan nyantai minum dawet sembari menikmati sawah yang berada di sebelah saung dawet.

            Singkat cerita, kami pun tiba Polsek Pengasih pada malam hari. Sebelumnya, kita bertemu dengan kawan-kawan eNTe Jogja, Om Tri dan Om Andi di alun-alun Wates. Soalnya, konco-konco eNTe juga akan mengikuti gobar esok harinya.

Di polsek, kami langsung disambut Om Yudi, anggota Polsek yang menjadi contact person kita. Kebetulan saat itu lagi ada apel malam, jadi sekalian dipertemukan Kapolsek Pengasih AKP Salim. Selang beberapa lama muncul Bang Atrial yang tiba menggunakan pesawat. Malam pun semakin larut, kami pun lalu melanjutkan perjalanan ke kediaman kerabat Om Ghiri.

            Om Ghiri tiba paling terakhir menjelang dinihari. Soalnya, Sabtu pagi-sore dia harus menghadiri wisuda putrinya di Universitas Indonesia (UI), kampus Depok. Baru malamnya, dia bertolak dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta ke Jogja.












Perjalanan Dimulai
           
Setelah puas istirahat dari perjalanan panjang, pagi harinya sekitar pukul 07.00 WIB, gowes bareng (gobar) dimulai. Awalnya, genjot bersama ini sempat ragu dijalani. Soalnya, sejak Minggu dinihari persisnya sekitar pukul 03.00 WIB hujan turun dengan deras. Namun sekitar pukul 07.00 WIB, cuaca beranjak terang.

Sebelum memulai gobar, rekan-rekan terlebih dahulu sarapan pagi untuk mengisi perut. Selanjutnya perjalanan di mulai dari Polsek Pengasih dengan terlebih dulu membaca doa agar selamat, tanpa mengalami kecelakaan sedikit pun.

Setelah itu, perjalanan lantas menuju ke Taman Wisata Terpadu Hutan Kemasyarakatan Kulon Progo. Kontur trek yang dilalui onroad alias jalan aspal dengan posisi meninggi atau nanjak hingga sampai ke Canting Mas, Puncak Dipowono.  Puncak itu memiliki ketinggian sekitar 600 mdpl (meter di bawah permukaan laut). Dipowono merupakan puncak tertinggi di antara pegunungan Menoreh.  

            Sebagian besar kawan-kawan akhirnya bisa mencapai puncak, meski ada kawan mogenD yang terpaksa harus dievakuasi lantaran bannya diakui tengah error. Sementara menjelang satu kilometer ke puncak, beberapa rekan nyerong masuk ke trek offroad dengan menyisiri kawasan hutan rakyat.

             Di rute tersebut memang sulit digowes. Ini disebabkan konturnya yang naik dan tak beraturan, khususnya batu-batu yang menghalangi trek. Alhasil, sepeda terpaksa harus digendong untuk mengefisiensi waktu. Lelah tentunya, kami pun sempat istirahat di sebuah gubuk tanpa dinding. Kemudian melanjutkan perjalanan lagi dengan memanggul sepeda.

            Jalur ini tentunya bisa dijuluki “Trek Pete”. Hal itu dilatarbelakangi kawan-kawan yang menemukan  pohon pete dan sempat mengambilnya beberapa tangkai. Dan akhirnya, kita pun bertemu rombongan pertama di Canting Mas, Puncak Dipowono.

            Pemandangan di puncak itu memang sangat menakjubkan. Dari Puncak Dipowono  kita bisa memandang luasnya hamparan hutan, kota Wates, dan Waduk Sermo. Setelah lama beristirahat sampai makan dan minum, lalu perjalanan dilanjutkan kembali.

            Rombongan pertama melintasi jalur onroad, sedangkan rombongan terakhir masuk ke offroad dengan melintasi hutan dan perkampungan. Trek kali ini mayoritas turunan menuju ke Waduk Sermo. Waduk ini dinilai sebagai bendungan terbaik se-Indonesia. Sebab, selain sebagai “catchment area”, kualitas air yang di waduk tersebut juga bagus,

             Pas tiba di waduk, salah satu sepeda kawan dari mogenD mengalami kendala pada hub-nya, sehingga ban belakang tak bisa memutar saat diengkol. Untuk trek turunan masih bisa digunakan, namun jika jalan landai atau menanjak, terpaksa dituntun.

            Dalam perjalanan pulang ke Polsek Pengasih ada pemandangan yang mengharukan. Betapa tidak, meski satu goweser mengalami kendala hub, namun kawan-kawan sepakat semuanya menuntun sepedanya hingga beberapa kilometer.

            Setelah melintasi kawasan bumi perkemahan, akhirnya diputuskan kawan yang sepedanya tak bisa digenjot untuk dievakuasi dengan menggunakan mobil polsek. Sementara beberapa rekan lainnya tetap melanjutkan perjalanan menuju polsek dengan ngengkol. Sebelumnya, rombongan pertama sudah tiba di polsek. Berikutnya tim terakhir baru tiba.

Rasa lelah setidaknya langsung hilang begitu memasuki pekarangan Polsek Pengasih. Sama halnya dengan rombongan pertama, tim kedua juga lantas menikmati soto dan mendoan yang tersaji di warung belakang polsek. Tim terakhir tiba di polsek sekitar pukul 14.00 WIB.

Demikian cerita perjalanan gobar antara komunitas sepeda Barakuda Polsek Pengasih sebagai tuan rumah, mogenD, dan eNTe Jogja. Matur suwun kami ucapkan…


Regards


























































































































































SISI LAIN PERJALANAN













           



           
           


Tidak ada komentar: