Jika sudah sampai titik KM 0, rasa
lelah bisa terbalaskan. Kita bisa istirahat di warung-warung yang tersedia di
sana. Beragam makanan ringan dan sejumlah buah-buahan pun bisa dinikmati seperti
kelapa muda, pisang, dan cemilan lainnya.
Namun ada yang miris. Ternyata patok
KM 0 yang berada di pertigaan jalan masih menjadi tempat sampah. Kondisi itu sangat
tidak sedap di pandang mata. Padahal biasanya clue itu bisa menjadi moment yang indah untuk diabadikan bersama
para goweser melalui kamera. Sama halnya ketika naik gunung. Saat mencapai
puncak, tentu tulisan atau plang ketinggian gunung paling dicari untuk
diabadikan sebagai tanda keberhasilan dalam pendakian.
Sebenarnya, dalam perjalanan pada
Juni lalu sempat melihat patok KM 0 sudah jadi tempat sampah. Entah kapan
lokasi itu mulai dijadikan tempat pembuangan plastik, dan barang bekas lainnya.
Saat itu memang malas untuk mengabadikan melalui kamera. Karena ya itu tadi,
tak elok di pandang mata. Tapi dalam perjalanan Sabtu (18/10/2014) lalu wajib
untuk diabadikan.
Nah
perjalanan diakhiri dengan menyantap sate di kawasan Sentul, yaaamiii…Ehh dalam
gowes kali ini nyang ikut genjot di antaranya Mas Ghiri, Pak Panca, Aki, Aa
Dahlan, dan djoeniE…
Dah yeee…
Regards
djoeniE