Dalam Islam, sesuai dengan rukun iman, salat wajib dilakukan dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun. Tapi bagaimana kalau salat dilakukan di areal cewek? Pemandangan itu tampak saat Pak Slamet menunaikan salat Ashar di Masjid Jami Quba, Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Entah mengapa, Aki atau pak Slamet sudah terlihat berdiri di areal salat wanita. Padahal sudah ada tulisan “Ruang Sholat Wanita”. Untung saja selama salat nggak ada cewek yang mau salat. Kalau ada apa jadinya? Meski salat di areal cewek, tapi Aki tetap khusyuk selama menjalankan salat. Trus apa kata Aki? ”Aahh cuek aja,” tandas pria yang sudah menginjak usia 60 tahun.
Di masjid itu memang Om Pri, Aki, dan djoniE memutuskan istirahat untuk makan dan salat, sekalian bersih-bersih dalam perjalanan pulang dari Telaga Warna pada Selasa (21/09/2010).
Sementara perjalanan diawali sejak pukul 05.00 WIB ke Stasiun Pondok Cina untuk menumpang kereta api listrik (KRL) menuju Kota Bogor. Tiketnya sangat murah hanya Rp 2.000 per orang. Begitu tiba di Kota Hujan, perjalanan dilakukan dengan mengendarai sepeda ke Tajur. Berikutnya dilanjutkan dengan menyewa angkot sebesar Rp 70 ribu sampai puncak (sebelum Rindu Alam).
Genjot mulai dilakukan hingga menuju arah pulang dengan menyusuri sisi Tol Jagorawi. Tiba rumah sekitar pukul 15.30 WIB. Dari Sentul sudah diguyur hujan hingga kami basah kuyup. Tapi alhamdulillah semua selamat dan lancar. Tidak ada masalah sedikit pun.
Dah dulu kabarnya ya...
djoeniE