Minggu, 24 Agustus 2014

Risiko Ketemu Acara Pernikahan (Sabtu-23082014)


Tantangan terbesar ketika bersepeda tak hanya kondisi alam seperti cuaca buruk dan jeleknya medan atau rute yang dilalui kayak becek or berlumpur. Acara pernikahan juga menjadi tantangan tersendiri.
            Setidaknya kondisi tersebut dialami kawan-kawan saat kembali mencicipi trek Jalur Jatiasih (JJ), perbatasan Bekasi dan Bogor pada Sabtu (23/8/2014) lalu. Waktu asyik memasuki kelokan di kawasan perkampungan, rekan2 sempat terhentak dengan adanya tenda pernikahan yang digelar warga sekitar. Tenda itu berada di tengah jalan yang tidak terlalu besar.
            Karena dilihat acara belum dimulai dengan kondisi orang-orang belum banyak, apalagi ada space atau ruang untuk dilalui, Om Pri yang jadi leader jalur menanyakan kepada seorang pria yang duduk di depan. Orang itu pun mempersilakan Om Pri melalui tenda itu. Dengan menuntun sepeda, Om Pri bisa melewati tenda pernikahan tersebut.
            Sementara di belakangnya, Om Arief, Mas Ghiri, djoeniE, dan lainnya yang mau mengikuti Om Pri mendadak tertahan. Ini karena seorang pria berkumis dengan rambut cepak tiba-tiba menghampiri kami. Dia dengan nada keras dan mengayunkan tangannya meminta supaya kawan2 berputar arah. Rekan2 sempat terhenti sejenak atas permintaan orang tersebut. Ini bukan karena emosi atas ulah pria itu. Tapi kebingungan mau lewat mana? Apalagi yang lebih paham jalur itu Om Pri, sedangkan dia sendiri sudah melaju mendahului anak2.
Om Arief pun sempat menanyakan arah mana untuk memutar kepada pria tersebut. Sayangnya, arahan orang itu kurang dipahami rekan2. ”Terima kasih pak,” ujar Om Arief. Akhirnya dengan “metode mengikuti arah roda”, Aa Dahlan yang berada di depan mencoba mencari arah untuk menghindari acara pernikahan tersebut dengan mengitari beberapa rumah di dekat acara.
Akhirnya, kita pun bertemu Om Pri lagi. Ironisnya, Om Pri malah mengira kawan-kawan disuguhkan minuman teh oleh warga yang punya hajatan. ”Gue pikir elo dikasih minum. Pantes lama,” demikian kira2 kata Om Pri setelah tahu kawan2 sempat tertahan acara nikahan. Selain kocak, kejadian ini pun jadi bahan tertawaan.
Setelah kembali gabung, kami pun melanjutkan perjalanan melalui perkebunan, perkampungan, pematang sawah dan sebagainya.


Udah ye…

djoeniE
























Serba-Serbi: Dari Arang sampai Mercy Limousine (Sabtu-23082014)




Sepanjang jalan ada beberapa hal unik yang ditemui. Awalnya, tanpa sengaja kawan2 bertemu dua pria yang sedang memproduksi arang batok kelapa untuk konsumsi restoran. Harga per karung dijual sekitar puluhan ribu rupiah.
Sementara saat melintasi perumahan Citra Gran, tak sengaja pula melihat seorang pria sedang mengelap sebuah mobil Mercedes Benz Limouse yang harganya miliaran rupiah. Ngak kebayang kalo dituker sepeda dapat berapa tuh?
Untuk foto daun, iseng aja jepret dedaunan yang jatuh di jaring2 JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) di atas Tol Jagorawi….

   













           



             


Selasa, 12 Agustus 2014

Pisang dan Keramahan Warga (Sabtu, 09082014)




Bersepeda bukan hanya berolahraga dan menikmati keindahan alam sekitar, tapi bisa pula mengamati perilaku masyarakat setempat mulai dari disapa anak-anak kecil sampai kadang disajikan makanan dan minuman ketika beristirahat. Jarang ditemukan warga kampung yang tidak suka dengan rekan2 goweser. Bahkan hampir tak pernah. Mereka lebih welcome ketika kawasannya dilewati kawan2.
Setidaknya ini dialami saat genjot rutin pada hari Sabtu (9/8/2014) lalu. Ketika tengah asyik melewati suatu perkampungan, ada saja rezeki yang datang. Dua warga yang usai panen pisang menawari buahnya ke kawan2. Tak ayal, rekan2 pun bergantian memetik buah pisang dari tandan yang dibawa warga. Sebelum berpisah dan mengucapkan terima kasih kepada dua pria baik hati itu, kawan2 menyempatkan diri untuk berfoto bareng.
Sebenarnya untuk membeli pisang bukanlah perkara sulit. Toh kawan2 membawa uang. Tapi kebaikan dan keramahan warga itu  yang tidak dinilai dengan materi.
Ooo iya rute kali ini diawali menuju kediaman penyanyi legendaris kita, Bang Virgiawan Listanto atau biasa dikenal Iwan Fals di Kec Leuwinanggung, Kota Depok. Bahkan di depan rumah Bang Iwan kita nyempetin foto bareng. Setelah itu lanjut memasuki kawasan kebon sengon hingga tembus ke arah Japingkal (Jalur Pinggir Kali) dan melewati jembatan bambu di Sungai Cikeas hingga rehat di basecamp Romod (Rombongan Modal Dengkul). Navigator kali ini dikapteni om Pri. Jumlah peserta sekitar 11 orang. Biasanya sih ditulisin nama anak2, tapi karena banyak males ah nulisinnya…

Dah yeee..
djoeniE